Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2010

Aksi Mogok Angkot Cikuda Pateuh-Ciroyom Bandung

Hal menarik kiranya ketika berbicara tentang aksi. Aksi massa yang meneriakan segala tuntutan adalah tontonan wajar sampai dengan hari ini. Di kota asalku Jogjakarta misalnya, masyarakat pedagang di Malioboro mungkin sudah kenyang karena melihat aksi/demontrasi merupakan makanan sehari-hari. Jika melihat lebih jauh ke belakang, sebenarnya aksi maupun demonstrasi adalah barang mahal ketika kita hidup dalam masa orde baru. Aksi menggambarkan sebuah perlawanan sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap penguasa atau pengambil kebijakan. Ini yang kemudian diharamkan oleh penguasa baik daerah maupun pusat dikala itu. Namun berbeda ketika kran-kran demokratisasi paska turunnya Soeharto dibuka oleh gerakan mahasiswa bersama rakyat di tahun 1998, aksi menjadi sebuah metode dalam memperjuangkan hak kaum yang terpinggirkan. Jadi aksi yang saat ini berlangsung di Indonesia merupakan dari proses panjang perjalanan republik ini, karena masyarakat sipil tidak mempunyai senjata untuk merebut haknya, sipil

Biarkan dia tidur hari ini..

Bandung, 9 November 2010 Siang tadi aku berjalan kaki di sekitaran Jl. Braga, rencana hendak menuju jalan Merdeka karena jarak yang tak terlalu jauh akh..sayang sekali jika pake angkot atau taxi. Saat itu waktu menunjukan pukul 10.33 WIB,kususuri trotoar namun langkah kakiku terhenti di depan Bank Indonesia, karena aku melihat orang gila yang sedang tidur tertelungkup di trotoar. bagaimana bisa di tengah bising jalanan yang ramai, polusi, dan terik matahari dia masih bisa tertidur, beberapa detik kemudian aku berpikir sedang apakah dia? Aku melihat bahwa saat ini yang pasti dia sedang menikmati waktunya. Ya waktu. Waktu untuk bisa melepas penat, kantuk dan sifat manusiawi lainya. Aku tidak mengatakan bahwa dia sedang menikmati hidup, karena mungkin saja dia berpikir bahwa hidupnya adalah kutukan sebab dia dilahirkan, tumbuh dan berkembang untuk menjadi orang gila yang mungkin saja dibuang keluarga atau tidak punya keluarga sama sekali. Aku liat sekali lagi di sisi yang

semua kritik media, kenapa?? ( kasus pemberitaan bencana merapi )

Media massa atau Pers adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun 1920 untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas (wikipedia ). Dalam pengertian singkat tersebut artinya media massa akan memegang peranan penting dalam membentuk opini publik. Hal ini akan semakin berkembang tingkat ketergantungan masyarakat terhadap kebutuhan media, dari berbagai faktor perkembangan teknologi informasi dan perkembangan masyarakat inilah. Masyarakat yang berkembang pesat, pasti membutuhkan media. Secara singkat bisa dikatakan demikian. Dalam perkembangan selanjutnya, media menjadi salah satu industri yang cukup menjanjikan. Perkembangan baik secara kuantitas dan kualitas mediapun bisa dilihat sampai detik ini. Di satu sisi hal ini adalah baik bagi masyarakat karena dengan banyak media maka akan semakin banyak pilihan untuk menentukan yang akan menjadi pilihannya. Di sisi yang lain, perkembangan media juga diikuti dengan berdirin

Jogjakarta yang indah dan akan selalu indah..

Sekilas jogja, di Akhir Oktober 2010 Kira-kira 1 minggu yang lalu saya berangkat dari Bandung untuk pulang ke Jogja. Sepintas dari media mendengar dan melihat dari layar televisi mengenai bencana Gunung Merapi. Sekitar jam 04.30 sampai sudah kereta saya di St. Tugu Jogja, disaat kereta belum berhenti, saya sudah tidak sabar untuk menghirup udara jogja di pagi hari itu. Bukan lagi udara segar yang aku dapat, akan tetapi sakit mata karena ternyata di pagi itu kota Jogjakarta diguyur hujan abu. Itulah kali pertama saya melihat dan merasakan sendiri bencana merapi, sebab aktivitas Gunung Merapi di tahun 2006 tidak seperti ini. Sampai dengan hari ini, saya di bandung terus memantau perkembangan Merapi dan terus melakukan kontak dengan saudara, keluarga dan teman-teman yang ada di Jogjakarta. Sepertinya kita selalu melihat perulangan kesalahan dalam melihat bencana, entah bantuan ke masyarakat korban bencana, penanganan fasilitas fisik dan rehabiltasi. Pihak dalam hal ini harus bertanggung j