Melihat hidup. simpel!

Terkadang aku sering sekali melihat kembali apa yang telah terjadi dalam perjalanan hidupku. Jika boleh bilang, aku merasa yang paling sombong untuk melewati hidup dan aku terlalu yakin dgn besar ceritaku dimasa lalu. Namun di kala pagi ini aku menulis dalam blog ini, aku merasa semua yang aku jalani adalah sia-sia. Ehm, Mari kita lihat sisi lain dari ini semua.
Apakah aku kurang bisa menikmati dengan semua yang pernah aku dapat? ya,. mungkin. Keras dan kesombongan hidupku membuat aku terkadadang tidak pernah merasa bersyukur dgn apa yang sudah aku dapatkan. Manusia memang selalu tidak pernah ada habisnya! itulah sedikit kata kata penghiburku saat ini. berpikir lagi, apakah memang seperti itu.
haha, sedikit berpikir ketika jaman sekolah dulu "kebutuhan manusia itu tidak ada batasnya namun barang pemuas kebutuhan manusia itu terbatas". Yup. Aku adalah manusia juga dimana dalam satu titik aku mengejar kebutuhan dengan bekerja. Manusia selalu bekerja sejak awal peradaban manusia itu tercipta, hal lain yang paling mendasar adalah untuk bisa bertahan hidup walau dalam seiring perkembangan manusia kebutuhan selalu berkembang, bekerja bukan lagi sebatas pada mempertahankan hidup namun pada tingkat sosial masyarakat dan kebutuhan intelektual dimana manusia selalu berkembang secara pemikiran. Itulah bingkai kehidupan manusia itu akan selalu berkembang ditengah terbatasnya pasokan ketersediaan barang pemuas kebutuhan itu sendiri.
Setiap hal yang sudah aku lalui tidak akan pernah sia-sia, aku mencoba menemukan kembali arah dan mencoba bangkit dari cara pandang yang salah tentang rumitnya hidup. Manusia dan kerja adalah 2 sisi mata uang yang tidak akan pernah terpisahkan. Perkembangan dari pemikiran manusia itulah yang akan selalu dihasilkan ketika dia bekerja dengan menggunakan alat alat kerjanya dan proses kerja produksi. Walau dalam titik tertentu manusia akan mengalami keterasingan dalam hidupnya.
akh, sudahlah. :)
Ada kalimat yang lebih menarik dari tulisan ini adalah manusia bekerja adalah manusia yang berbudaya dan ketika berbudaya manusia sedang belajar. Bukankah ketika dengan melalui proses kehidupan kerja maka dia akan menemukan kontradiksi itu sendiri? ya artinya akan fase baru dari itu semua Atau antithesis dari semua itu.

Sistem tidak pernah ada yang netral! itu jawabnya!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jakarta: Imajinasi mimpi atau kekejaman modal ?

TANTANGAN MASA DEPAN ADVOKAT

Antara SBY, BBM dan Rakyat.